Suci Mensucikan Bukan Tentang Wudhu
Sore itu seorang teman bercerita dengan perasaan sedikit risih, ada kaka tingkat lintas fakultas dan angkatan yang terkenal seantero univ dengan kealimannya sebagai aktivis dakwah memfollow akun instagramnya dan menyukai salahsatu postingan yang mengupload wajahnya.
"Ohiya? ko dia bisa tau kamu? kan beda ranah organisasi?" sahutku.
"aku juga gatau" katanya.
Lalu saya teringat moment departemen memberi kesan pesan di sebuah kertas, di kertas temanku yang cantik tertulis deskripsi tubuh dari seorang laki-laki.
Dalam moment lain, aku mendapati postingan di instagramku disukai oleh beberapa laki-laki yang tahu akan kebijakan-kebijakan yang seharusnya ditaati.
Suatu hari, saya tercebur dalam sebuah ranah organisasi. Termaktub dan tersebut perempuan tidak boleh memposting foto yang menunjukkan wajah. Saya yang jahil ini, mengkritisi. _"Untuk apa aturan semacam itu dibuat? membatasi wanita? mana dalilnya?"_ .
Sampai pada satu kesempatan saya memposting wajah di status _whatsapp_ tanpa kecuali. Seorang kakak laki-laki menegur saya, kenapa saya tidak menjalani peraturan untuk tidak memposting foto wajah?
Dengan sombongnya saya menjawab dengan pertanyaan-pertanyan jahil di atas. Dan meminta alasan yang masuk akal.
Lalu, saya sampai pada detik ini merasa Allah balikkan. Orang-orang yang seharusnya mentaati kebijakan, walaupun bukan target yang dimaksud untuk menjalankan. Mereka justru mendukung para target untuk melanggar kebijakan, demi nafsu nafsu mereka atau entah tujuan apa..
Atau bukankah alasan hanya sekedar follow memfollow dan suka menyukai adalah hal yang receh sekali untuk orang-orang yang tugasnya menyeru pada kebaikan? menyeru mengingat Allah? berkoar-koar di atas mobil berorasi menyuarakan kesejahteraan rakyat?
Lalu di mana, dampak dari tiket-tiket masuk ruhiyah yang telah habis diperjuangkan?
Lalu di mana, dampak dari tugas-tugas fikriah dan tasqif yang telah habis diperjuangkan?
Lalu di mana, dampak dari tugas-tugas jasadiyah yang telah habis dilaksanakan?
Lalu di mana, letak dampak makna penjagaan wanita pada gerakan-gerakan setengah tujuh yang telah disemarakkan?
Teruntuk, kamu laki-laki yang terlahir dari rahim seorang ibu..
Teruntuk, kamu laki-laki yang tumbuh dengan seorang kakak perempuan..
Teruntuk, kamu laki-laki yang dibesarkan bersama seorang adik perempuan..
Terimakasih sudah membuat saya belajar bahwa saya dan perempuan lain begitu berharga dengan tidak memfollow akun-akun yang kalian tahu tidak ada manfaatnya sama sekali memfollow akun-akun bernama perempuan..
Terimakasih sudah membuat saya belajar bahwa saya dan perempuan lain begitu berharga dengan tidak membicarakan fisik kami yang kalian tahu tidak ada manfaatnya sama sekali dideskripsikan..
Terimakasih sudah berlatih untuk menjaga kesucian diri yang berarti menjaga kesucian seorang perempuan..
------------------
Tulisan ini ditulis karena keresahan, yang nyatanya Allah pahamkan saya terkait aturan yang selalu saya kritisi lewat teman-teman seperjuangan.
Fitrah seorang perempuan adalah menyukai keindahan.
Fitrah seorang laki-laki adalah menyukai keindahan.
"Salah sendiri akhwatnya posting foto!"
Dear, berusaha untuk paham tidak memposting foto adalah hal yang tidak mudah.
"Yaudah makanya protect akunnya!"
Dear, berusaha untuk protect akun adalah hal yang tidak mudah.
"Yaudah salah akhwatnya kalo gitu. Udah tau ikhwan fitrahnya suka keindahan."
Lalu semua saling menyalahkan.
Semua hal tidak mudah dilakukan apalagi maksiat-maksiat yang tidak berkesudahan. Yuk sama-sama menjaga kesucian diri, sama-sama tumbuh bersama mendoakan, agar kita semua Allah pahamkan untuk menjaga kesucian diri dan orang-orang di sekitar kita.
Comments
Post a Comment