Posts

Showing posts from 2021
Hari itu, senja menjadi saksi. Hidup senantiasa memiliki akhir. Dear, Allah.. Masa lalu yang buruk, bolehkah aku bayar dengan setiap usaha meski ujiMu selalu ada di setiap perjalanan. Meski dua bulan lalu, keping yang sudah kujaga dengan hati-hati harus hancur seperdetik. Hijrahku, Allah hanya Engkau sebaik-baik pemilik pandangan terbaik, sebaik-baik pemilik penglihatan terbaik, sebaik-baik pemilik pengetahuan terbaik. Aku meminta dengan permintaan yang amat, selamatkan aku dari jahannam, dan aku meminta surga yang di dalamnya Engkau bangunkan rumah untuk aku dan keluargaku berkumpul. Dengan tertatihnya juangku mencari ridhoMu. Takdirkan aku, menempati JannahMu. Sungguh, Engkau tempat pulang terbaik. Tempat mengadu berharap terbaik. Tempat diskusi dan pemberi jawaban terbaik. Bersamai dan tuntun aku, selalu. Sampai mataku, layak menatap wajahMu.. 

Jangan Sekedar Doa, Pastikan Terkabul #KekuatanDoaPart1

Meski terkabulnya doa adalah haknya Allah. Tapi, bukankah Allah tidak pernah tidak mengabulkan doa?  Beberapa belas tahun, duduklah seorang anak perempuan yang dekat sekali dengan ayahnya. Ia duduk persis di belakang ayahnya.  Berbulan-bulan menuju tujuan dan arah pulang yang sama.  Setiap Minggu menjemput anak perempuannya di sebuah pesantren hanya untuk menuju rumah sakit daerah ternama; RSUD Pasar Rebo.  Sang ayah sampai di parkiran tempat di mana ia menghafal Al-Qur'an. Menyambutnya dengan senyum, dan membukakan pintu belakang taksi berwarna biru yang sudah dipesan.  _"ayo khaulah, ayah sudah ambil antrian. Kita nomer 270. Sekitar, jam 9 malam kita masuknya"_  Jam menunjukkan pukul 16.00, 5 jam yang rasanya akan sia-sia hanya menunggu giliran masuk poli paru-paru di ruang tunggu.  _"Kamu udah makan? Kita ke pizza HUT dulu aja ya"_  Sepanjang perjalanan, khaulah yang duduk sendirian hanya bisa mendengarkan apapun yang ayah bicarakan. Penyakitnya yang baru saj

Berani Bermimpi

Kita berani bermimpi menjadi orang yang sukses Menempyg pendidikan tertinggi  Untuk akhirnya kerja dalam posisi terbaik Doa demi doa kita panjatkan  Kita berani bermimpi menjadi orang yang sukses Mempunyai bisnis dengan omset tertinggi Doa demi doa kita panjatkan  Kita berani bermimpi menjadi orang sukses Kapanpun kita mau bisa keliling luar negeri  Doa demi doa kita panjatkan  Kita berani bermimpi menjadi orang sukses  Mempunyai nilai, prestige, dan peran di mata manusia  Doa demi doa kita panjatkan  Tapi,  Kita berani bermimpi menjadi hamba yang sukses  Masuk surga dari mana saja  Melalui huru hara Yaumil akhir dengan mudah  Melalui jembatan sirotol Mustaqim dengan ringan Selamat dari siksa kubur  Dijauhkan dari api neraka  Doa demi doa selalu lalai kita panjatkan Doa demi doa selalu menjadi kesekian diantara mimpi-mimpi dunia  Doa demi doa selalu terbelakang  Doa demi doa selalu hilang entah kemana Dan kembali terpanjatkan setelah ujian tiba Kita berani bermimpi menjadi hamba yang s
Segala hal dalam kehidupan, buruk atau baiknya adalah konsekuensi dalam perjalanan.  Apakah dalam kondisi baik atau buruk, kita sebagai hamba merespon segala kejadian sesuai dengan apa yang Rabb kita mau? Atau sebaliknya. Menjadikan kita hamba yang sudah tahu lemah tapi sombong merespon tiap kondisi dengan seenaknya.  Alih-alih melibatkan Rabb dalam setiap urusan. Logika dan manusia yang menjadi pegangan. Wajar saja, kalau di depan setelahnya akan ada ujian ujian lanjutan. Atau kesenangan yang akan membuat bangkrut di akhir-at.  Semangat kembali lagi, setelah tersesat. Pada jalan pulang yang lurus yang Rabbmu mau. Kembalilah, kepada Rabbmu dengan tenang dan ridho.
- Lupa Bertanggung jawab - Setiap keluarga, pasti ada masa naik turun, jatuh bangkit. Ada masa di mana seorang anak sangat menyusahkan, orangtua menangis. Ada masa di mana seorang anak mebanggakan, orangtua menangis bahagia. Tapi, di masa apapun kita sebagai anak orangtua dengan sabar terus memulihkan lukanya sendiri. Menatap lagi anak-anaknya dengan kasih sayang. Percaya bahwa anak-anaknya akan bersinar. Bersusah payah memperjuangkan hak anak-anaknya tanpa keluh. Walau banyak peluh membanjiri hati. Merasa bertanggung jawab pada anak dari berbagai sisi. Merawat, mendidik, membesarkan, " anak-anak kami harus bahagia!" Kata mereka di tengah malam kalut. Lalu, ketika anak-anaknya beranjak dewasa. Ketika orangtua sudah sulit sekali makan, berbicara, berjalan, tidak ada lagi pekerjaan, teman kerja, tanggung jawab siapa mereka pada masa itu? Sedang, kami sebagai anak seringkali lupa karena perkara dunia yang umurnya tak sepanjang umur mereka. Sedang, kami sebagai anak seringkali lu

apa yang sebenarnya kita cari?

Apa yang sebenarnya kita cari?  Pagi-pagi  Hidup tanpa motivasi  Tahajud tertinggal sekian kali Tanpa merasa bersalah tertinggal dalam hati  Apa yang sebenarnya kita cari?  Solat demi solat terlewati  Beranjak tanpa memberi jeda untuk diri Berlindung dan meminta dari siksa di hari akhir nanti  Apa yang sebenarnya kita cari?  Qobliyah subuh diacuhi  Subuh seadanya tak lagi sadarkan diri  Sedang janji Allah pasti  Apa yang sebenarnya kita cari?  Hari demi hari dibiarkan semakin berlari  Tanpa bacaan zikir pagi dan petang yang terisi  Atau bacaan Qur'an yang semakin ke sini  Tidak tersentuh sama sekali  Lalu, setiap sulit menghampiri  Setiap sempit mendatangi  Setiap gelisah menghadiri  Kita ratapi dan tak mau berbenah diri  Apa yang sebenarnya kita cari?  Hidup di dunia tidak mau berbekal diri  Inginnya akhirat mendapatkan bahagia yang hakiki  Apa tidak malu, setidaknya dengan nikmat yang datang setiap hari? Tulisan ini ditulis untuk mengetuk hati diri sendiri  Yuk kita semangat mera

Ajak Orang Yang Kamu Sayang Ke Tempat Ini, Yuk!

"Dah ke sini deh, kita nemu tempat yang bagus banget buat foto" Suatu waktu adik perempuan saya bercerita via telfon, kalau tempat yang dikunjunginya saat itu bagus sekali. Lalu mengalihkan telfonnya ke video call. Terlihat langit yang cerah, sawah yang hijau di layar handphone.  Lalu, saya jadi teringat sesuatu. Pernah ga sih, gara-gara melihat orang posting foto atau orang lain cerita ke suatu tempat yang bagus banget, terus akhirnya   kita juga mau ke sana?  Sampai kita rela nabung, hemat, puasa hangout bareng temen, ngorbanin semua zona nyaman supaya bisa ke tempat itu?  Bahkan ada yang rela pindah dan menetap di sebuah kota, atau negara karena nyaman.  Kebayang ga sih, pemandangan di dunia yang Allah ciptain bagus banget. Bagaimana dengan surga yang Allah gambarkan di dalam Al-Qur'an?  Buat mengunjungi dan diizinkan menetap di surganya Allah, zona nyaman apa yang sudah kita korbankan? Usaha apa saja yang sudah kita lakukan?  Ketika ke tempat yang bagus banget seperti

Kenapa Harus Marah?

Suatu waktu, saya pernah menjadi pemarah sekali.  Tahun ke-3 kuliah, saya memutuskan untuk tidak lagi menetap di kosan. Mata kuliah yang saya ambil sudah sedikit dan masih memungkinkan untuk pulang pergi. Pergi kuliah diawali dengan melihat ayah ibu ternyata jauh lebih menyenangkan dan memberi semangat. Pagi-pagi, pukul 04.00 saya harus sudah bersiap dan berangkat menuju stasiun Universitas Indonesia. Membujuk adik laki-laki pertama untuk mengantar. Bersyukur sekali punya banyak saudara laki-laki. Semuanya bisa jadi tukang ojek sementara hehe  Pernah suatu waktu, kereta pulang yang saya naiki baru sampai stasiun UI pukul 23.30 karena kendala. Biasanya, saya memesan ojek online. Tapi pukul 23.30 ojek online sudah tidak boleh masuk kampus ternama itu. Tutup.  Saya harus berjalan ke pintu masuk depan. Dan akhirnya, saya mengabari si adik kalau saya baru sampai stasiun pukul 23.30.  _"Bisa jemput ga?"_  _"Engga,ada acara di sekolah"_ katanya.  _"Oke"_  Lalu, s

Teman Sejatimu, Siapa?

Menjadi duka yang tidak bisa diacuhkan.  Sampai detik ini masih bertanya, amal apa yang akan menjadi temanmu setelah ini?  Kalau saja, ia bilang Al-baqoroh, apakah kamu ali-imron? Sedang Al-fatihah saja masih kelu dan Alfa dalam makna dan cinta.