Posts

Showing posts from June, 2020

Kamu Aktivis Dakwah?

Teruntuk, teman tumbuh yang lahirnya mungkin berbeda-beda dalam ladang dakwah ini..  Apa kabarmu hari ini? Bahagia, tenang, sedih, atau justru kamu sedang kebingungan emosi apa yang dapat menggambarkan kondisimu saat ini?  Pandemi, telah berlalu berbulan-bulan tanpa momen berlari-lari dalam petang memasuki mobil yang kita pesan..  Tanpa momen ingat-mengingatkan tiket masuk apa yang belum tuntas diselesaikan.. Tanpa momen syuro pagi-pagi di belakang meni..  Tanpa momen tegur sapa di kala magrib usai menjadi penutup hari yang ditunggu..  Tanpa momen lantunan ayat pada waktu magrib membuat gerimis di hati.. Entah sebab banyaknya Lisan yang lalai di tengah perkuliahan, atau sebabnya lalai lisan tak basah karena zikrullah..  Tanpa momen berlapang dalam majelis di tengah-tengah meni, atau plaza yang membuat udara sejuk seketika.. Sebab, malaikat menaungi membersamai.. Tanpa momen berlelah-lelah setelah kuliah selesai, pikiran kita bercabang menyiapkan kajian, pameran, rapat BEM, atau terkada

Sebab Komunikasimu Buruk

Kampus yang orang-orang bilang, kampus ternama di ibu kota Jakarta telah membuat kehidupan saya berubah drastis.  Setelah menjejakkan kaki di sana, saya disuguhi dengan banyak kebijakan yang tidak masuk akal bagi saya yang jahil.  Akhwat dilarang berada di kampus di atas jam setengah 7, dan harus hengkang dari lingkungan kampus jam setengah 7 teng. Akhwat dilarang memposting foto di sosial media. Sebagai anggota lembaga dakwah, harus memperhatikan adab perizinan. Izin pulang dari setengah 7, izin tidak hadir rapat, izin memposting foto, dan izin-izin lainnya. Dilarang berbicara dengan lawan jenis berdekatan, harus nunduk, di atur posisi duduk dan segala macamnya.  Kali pertama mengetahui kebijakan itu, saya tertawa. Kebijakan macam apa? Dan saya yang angkuh ini melanggar kebijakan-kebijakan tersebut yang bagi saya mengekang kebebasan pribadi. Ngapain sih mereka ngatur kehidupan saya? Adab izin, interaksi yang amat sangat dijaga mendadak menjadi keterikatan telah menjadikan perubahan hi

Kenapa Harus Menghafal Qur'an?

Dari kecil, saya tumbuh di tengah keluarga penghafal Qur'an. Bukan, bukan karena ayah dan ibu seorang penghafal Qur'an. Bahkan, mereka masih terbata-bata mengeja ayat demi ayat. Kondisi itu tumbuh karena penyesalan yang terlewat menjadi impian berharap sebab kebaikan di akhirat.  Satu demi per satu sang anak di sekolahkan, diantar ke gerbang-gerbang dunia para kekasih Allah. Berharap penyesalan yang terlewat tidak menjadi penyesalan bagi anak-anaknya dan menjadi sebab bangkrut di akhirat.  "Gimana hafalannya?" "Sudah sampai mana hafalannya?" "Yaudah dipaksain murojaah, jangan ikutin temen" Setiap temu, Al-Qur'anlah yang mendahului perkara sehat, psikis dan akademik. Tak peduli, saat itu akademik sedang padat-padatnya. Tak peduli, saat itu diri sedang sakit-sakitnya. Tak peduli, saat itu diri sedang ingin didengar. Bukan ditanya tentang Al-Qur'an yang membuat lisan hanya bisa meng-iyakan setiap nasihat yang katanya penyemangat.  Sebal. Ayah