Posts

Showing posts from 2019

Menjemput hidayah #1

Jadi, Alhamdulillah hari Minggu kemarin masih Allah kasih kesempatan buat menjemput hidayahNya. Saya percaya bahwa hidayah itu dijemput, bukan ditunggu. Karena fitrahnya manusia adalah mencari tahu apa yang tidak diketahui. Misalnya, kita selama ini belajar mengenyam bangku pendidikan untuk apa? Pastinya untuk mencari tahu apa yang tidak diketahui. Begitu pula dengan hidayah. Apa-apa yang menjadi pertanyaan kita seharusnya dijemput dengan bergerak, mendatangi tempat-tempat atau sumber ilmu dan hidayah. Sabtu malam seorang teman menyebar sebuah flyer tentang event UIIBF(UI Islamic book fair). Setiap tahun saya kesana, tapi bukan untuk mendengarkan seminar apalagi membeli buku. Saya selalu kesana dengan ayah, ibu, dan adik-adik untuk berjualan(bazar). Dan di akhir acara yang bikin ayah dan ibu antusias ikut bazar adalah kami tidak punya uang tapi kami punya investasi produk yang bisa dijadikan uang agar bisa berdonasi di konser amal palestina yang diselenggarakan di akhir acara. Ini ad

ReviewMoveUp

Selasa lalu, seperti biasa LDK ngadain kajian moveup dengan tema " muslim berdayaguna". Biasanya, kajian ini selalu nyeleneh antara judul dan isi apalagi video teasernya. Tapi kali ini beneran, sama, lurus. Panitia yang ngadain LDK, pembicaranya ketua LDK dan satunya mantan ketua BEM UNJ Allah sebaik-sebaik guru kehidupan, saya tiba-tiba diantar dan didudukkan di kajian tersebut. Baru pertama duduk, sambil menunggu pembicara satunya lagi. Moderator memulai pembicaraan dengan ketua LDK. Kenapa sih kita harus jadi muslim berdayaguna? Tanya moderator ke ketua LDK.  Kenapa coba gaes? Awal pertama saya liat orang itu, pasti saya perhatiin mimik wajah. Ini orang karakternya gimana, ya? Pas liat ketua LDK ngomong, yang ada di pikiran saya adalah " parah, ini orang ruhiyahnya sekuat apa. Digemblengnya sekuat apa sama kaka-kaka di atasnya". Karena apa? baru ngejawab pertanyaan moderator dengan sebaris kalimat aja, itu jawaban udah nampar bolak balik, bikin pengen lari d

terimakasih telah bertahan

Datang lagi. Menyapa tanpa permisi. Mengidap mental illness; panic attack membuat saya sejenak menutup diri. Mundur perlahan dan rasanya ingin mengakhiri hidup sendiri. Terbuka dengan orang lain hanya akan menghambat aktivita sehari-hari, menganggap bahwa saya seolah-olah sedang gila. Hari demi hari, tiba-tiba seorang teman membuat status yang membuat saya sadar.. Panic attack ini adalah ujian.. Lalu, setiap kambuh.. Menjelma tarikan nafas yang tersengal, menjadi doa-doa akan gambaran surgaNya yang indah.. Sungguh, pertolongan Allah begitu dekat.. Dan bertahan, melanjutkan hidup adalah pilihan. Orang-orang dengan mental illness, sungguh bukan orang-orang yang tidak bisa menjadi produktif bahkan tidak bisa melakukan apa-apa. Mereka mempunyai kesempatan hidup dan berbuat kebaikan yang sama. Selamat berjuang dan bertahan, Karena Allah membersamaimu selalu

Rumah Rusak: Sebab Temanku Datang dan Pergi Kuliah

Pernah ga sih, sejak kalian kuliah ada temen yang kuliah kayanya seenaknya masuk kelas? Kalo ditanya kenapa jawabannya gapernah kita ngerti? Atau di organisasi, ada temen yang suka tiba-tiba hilang padahal lagi banyaknya amanah? Kalo ditanya kenapa jawabannya gapernah kita ngerti? Kadang bikin kesel, dia niat ga sih kuliah? Niat ga sih organisasi? Ga sayang apa sama kuliahnya? Kasian ya orangtuanya udah ngeluarin uang banyak-banyak, tapi dia kuliahnya males-malesan. Atau, di kelas gapernah muncul tapi di organisasi, tempat tongkrongan sore-sore ada. Atau, nongkrong sampe malem kaya gapunya rumah. Dear, kehidupan yang bertolak belakang seringkali bikin kita gamengerti perbedaan kecuali kita mau duduk sebentar untuk mendengar, memahami. Bahwa ada orang yang kehidupannya gaseberuntung kita, kamu mungkin yang rumahnya terlanjur terlahir ramah sejak kecil sampai kita dan kamu dewasa saat ini. Rumah rusak adalah kondisi di mana anggota rumah sudah tidak berjalab sesuai peran dan fungsinya

Madinah; Kota Sejuk Tanpa Pohon

Dulu sekali, ketika saya masuk jurusan bahasa arab saya bingung mau jadi apa karena cita-cita saya cuma dokter,  psikolog atau violinist. Ternyata, qodarullah Allah belum ingin saya jadi ketiganya. Entah apa yang membawa saya waktu keluar dari jurusan psikologi lalu beralih jurusan yang sangat bertolak belakang ke bahasa arab. Biasanya kalau orang lain tanya saya kenapa bahasa arab, saya bilang biar kemungkinan masuknya besar karena yang saya pikirkan dulu yang penting kuliah di PTN. Akhirnya saya inget, hadits tentang dihindarkan kota madinah dari fitnah dajjal. Dan dari hadits itu dulu ngebuat saya bermimpi buat tinggal di Madinah. Waktu pertama kali menjejakkan kaki di Madinah, bagi saya Madinah kota yang sejuk sekali walaupun gaada pohon. Lalu, tiba-tiba kemarin di tengah silaturahmi ke bu tuti. Di tengah ramainya semua orang berbincang-bincang. Saya mendengar ada yang mengucap mimpi itu lagi. " iya bu, saya mau ke madinah biar kehindar dari fitnah dajjal" Deg. Disaa

Menjemput Cerita Cinta Baitullah

Bismillah, jadi beberapa hari yang lalu BPH dan MSO FSI-KU udah niatin buat silaturahmi ke rumah bu tuti dan pak sam, orang tua kami di FSI-KU.  Jatuhlah pilihan di hari minggu ini. Awalnya ragu ikut karena pertama gaada ongkos haha, btw rumah beliau di bekasi tepatnya di rawalumbu. Kedua, lebaran itu sesi ngerjain pekerjaan domestik tersibuk dimulai dari hal yang kecil sampe paling berat macem nyetrika. Akhirnya, mikir dua kali buat ke rumah bu tuti. Awalnya kita janjian jam 09.00 di manggarai. Tiba-tiba pa sam ngabarin kalo beliau mau pergi jam 11. Dan kita disuruh dateng pagian. Akhirnya ketua perjalanan kita a.k.a ka heri, nyuruh kita buat dateng lebih pagi jam 8. Fixlah tambah mager. Tapi akhirnya diniatin buat silaturahmi ke ibu sendiri, dan inget-inget lagi keutamaan silaturahmi apa aja. Subuh sampe jam 7 pagi, masih mager banget siap-siap. Ada notif dari syaira males banget buka haha maafin syai-. Akhirnya, bilang ke syaira buat ke bekasi naik motor dan akhirnya kita bareng.