Posts

Showing posts from December, 2015
Tahun 2015 bagiku, menantang sekali. Penuh ujian-ujian yang sedikit demi sedikit terselesaikan. Penuh perjalanan pencarian jati diri. Penuh perjalanan spritualitas. Bahagia diatas luka hati yang menganga. Menangis haru diatas hari yang bahagia. Dan allah yang membuatnya, allah yang menetapkannya. Allah yang membuatku jatuh berkali-kali dan menyerah. Lantas bersimpuh memohon ampun, mengakui diri lemah dan hina tanpaNya. Menyatakan bahwa, aku mencintaiNya.

Cinta-perlawanan-cerita

Cinta adalah perlawanan. Menembus batas ketika kau merasa sanggup dan siap. Cinta adalah perlawanan. Ketika orang-orang mengomentari sikap kita dengan picingan mata. Cinta adalah perlawanan. Ketika allah tak lagi yang menjadi utama, Cinta adalah perlawanan. Membuat rindu menjadi kata temu. Cinta adalah perlawanan. Membuat rindu dan cinta menjadi seutuhnya milik allah. Cinta adalah perlawanan. Ketika takdir tak memihak dengan harapan dan usaha. Cinta adalah perlawanan. Ketika menunggu tanpa tahu apakah dia sedang menunggu. Cinta adalah perlawanan. Melawan batas untuk diri agar tetap terjaga . Cinta adalah perlawanan. Menembus batas diri sebagai pembuktian cinta. Cinta adalah cerita. Dan setiap cerita, pasti akan ada akhirnya. Entah untuk sekedar bertamu, atau benar-benar bertemu. Mengutuhkan rindu yang terbagi menjadi hanya satu.
Cinta membuat rinduku terbagi menjadi dua. jika cinta bertepuk tangan, usai sudah satu rindu. Lantas merindui allah seutuhnya bersama dia yang allah pilihkan adalah ketenangan.

Adik laki-laki(ku)

Dipenghujung akhir tahun ini, kedua adikku pulang ke rumah seperti anak sekolah lainnya, liburan sekolah. Siang itu, aku dan adik perempuanku-aisyah entah sedang apa aku lupa hihi melihat dompet hitam tergeletak di meja makan. Insting jailku sebagai kakak yang ingin memastikan adik-adikku baik-baik saja segera membukanya. Dan, terlihat kertas putih buku tulis berlipat-lipat diselipkan pada saku dompet yang biasanya orang-orang pakai untuk menaruh berbagai macam kartu. Entah kartu kredit, KTP, dan lainnya. Ternyata dompet itu milik adik laki-lakiku. Aku melihat kertas demi kertas, ternyata bukan sembarang kertas. Sebelum aku membacanya dengan suara keras dan memberitahu aisyah. Aku membacanya dalam hati sembari terkagum-kagum; ini adikku? "Udah uangnya infaqin aja, biarin aja laper yang penting infaqin!" "Jam 10 malem harus ke kelas buat belajar" "Pas liburan nanti dirumah bantuin ortu" "Murojaah 2 juz sehari" Dan aku lupa apalagi. Aku dan a
Dimana Rumahmu Nak? Orang bilang anakku seorang aktivis. Kata mereka namanya tersohor di kampusnya sana. Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis. Tapi bolehkah aku sampaikan padamu Nak? Ibu bilang engkau hanya seorang putri kecil Ibu yang lugu. Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis, ibu kembali mematut diri menjadi seorang ibu aktivis. Dengan segala kesibukanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu Nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia Nak? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak, tanpa pernah ibu berpikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia. Anakku, kita memang berada di satu atap Nak, di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini. Tapi kini dimanakah rumahmu Nak? Ibu tak lagi melih

Surat al-infithar

Pagi ini, aku berangkat pukul 07.00 menuju tempat perlombaan. Arrahman quran learning center (AQL), di daerah tebet. Aa dua lomba yang akan diadakan pada pagi itu, MHQ dan cerdas cermat islam. Aku mengikuti perlombaan MHQ juz 30. Dimana setiap peserta akan diuji hafalannya. Setelah mengikuti rangkaian acara; pembukaan, tilawah, dan sambutan, acara pun dimulai. Setiap peserta dipanggil ke depan berdasarkan nomor urut yang sudah diambil ketika registrasi saat kedatangan. Setiap peserta yang dipanggil dipersilahkan membaca surat al-fatihah, kemudian membaca surat pilihan, yaitu surat al-infithar dan surat al-'alaq. Tiba giliranku pada nomor urut ke-26. Aku membaca surat al-fatihah dengan agak grogi. Berusaha tenang pada setiap ayat selanjutnya. Sampai ketika aku membaca surat pilihanku, al-infithar. Aku menikmati ayat demi ayat. Seketika aku memejamkan mata, terus dengan membaca ayat ayat pada surat itu. Memperhatikan tajwid dan makhroj. Sampai pada ayat dipertengahan surat, aku men

Abhi dan nadhil

Pekan ini, pekan ke-3 pada bulan Desember. Pekan dimana di tempat mengajarku sedang dilaksanakan UAS; ujian hafalan dan bacaan. Tepat pada pekan ke-3 adalah minggu terakhir, murid-muridku berusaha mengulang sembari mengingat-ingat seluruh hafalannya. Disini, di madrasah qur'an tempatku mengajar. Aku memegang dua kelas, yaitu kelas pra tahsin dan tahsin akhwat reguler. Dimana pertemuan hanya dilaksanakan dua kali dalam seminggu tiap kelasnya. Selasa-kamis untuk tahsin, rabu-jumat untuk pra tahsin. Hari ini hari rabu, jam tanganku sudah menunjukkan pukul 16.00. Sembari menggenggam peralatan mengajar; absen, mutabaah, worksheet, pulpen, form penilaan uas, al-qur'an, aku menunggu murid-muridku yang tak kunjung datang di depan kantor. "Kok murid fida belum dateng ya?" gumamku. Lalu aku memasuki kelas, membereskan meja untuk mereka mengaji nanti. "Eh, kirain belum pada dateng, kalian lagi ngapain? Yaampun, kalian ngapain mainin gituan?" ternyata, mereka sudah d

Nayla dan es krim cornetto

Image
Sore ini, sesampainya di tempat ngajar. Tiba-tiba salahsatu muridku memanggil-manggil dari balik ayunan. " kak fida, kak fida, es krim cornettonya mana?" tanyanya dengan semangat, sedikit berteriak. Sembari menggoyang-goyangkan ayunannya. "Hah? Es krim apa?" aku terheran-heran. Siapa yang membuat janji akan memberikan es krim hari ini? " ih itu loh kak, kata kaka di instagram, es krim satunya lagi bakal dikasih ke orang yang dateng tepat waktu, aku hari ini dateng tepat waktu looh " katanya menjelaskan. Lantas, aku tertawa. Menahan geli. Namanya nayla, murid kelas tahsinku--kelas 5 SD. Dia berteman denganku di media sosial--instagram. Ternyata, apa yang dia biacarakan sejak kedatanganku adalah postingan teraakhirku di instagram. Polos sekali anak satu itu. Dan lagi-lagi, aku menahan tawa.😂