Jangan Sekedar Doa, Pastikan Terkabul #KekuatanDoaPart1



Meski terkabulnya doa adalah haknya Allah. Tapi, bukankah Allah tidak pernah tidak mengabulkan doa? 


Beberapa belas tahun, duduklah seorang anak perempuan yang dekat sekali dengan ayahnya. Ia duduk persis di belakang ayahnya. 

Berbulan-bulan menuju tujuan dan arah pulang yang sama. 

Setiap Minggu menjemput anak perempuannya di sebuah pesantren hanya untuk menuju rumah sakit daerah ternama; RSUD Pasar Rebo. 

Sang ayah sampai di parkiran tempat di mana ia menghafal Al-Qur'an. Menyambutnya dengan senyum, dan membukakan pintu belakang taksi berwarna biru yang sudah dipesan. 

_"ayo khaulah, ayah sudah ambil antrian. Kita nomer 270. Sekitar, jam 9 malam kita masuknya"_ 

Jam menunjukkan pukul 16.00, 5 jam yang rasanya akan sia-sia hanya menunggu giliran masuk poli paru-paru di ruang tunggu. 

_"Kamu udah makan? Kita ke pizza HUT dulu aja ya"_ 

Sepanjang perjalanan, khaulah yang duduk sendirian hanya bisa mendengarkan apapun yang ayah bicarakan. Penyakitnya yang baru saja terdiagnosa, membuat hidupnya di asrama sedikit kesulitan. 

Paru-paru, dengan resiko menular yang tinggi. Khaulah pun mengidap penyakit ini juga karena tertular. Meski, sakit adalah takdir dan ujian yang harus diterima dengan sebaik-baik sabar. 

Tapi penyakit ini, membuat khaulah yang dulu berteman baik dengan semua orang justru sebaliknya. Orang-orang menjauhinya, takut tertular. 

_"prasangka Allah itu tergantung prasangka hambanya"_  kata ayah, kepada supir taksi yang selalu antusias mendengar khusyuk setiap ayah memulai ceramah ringannya. 

_"Di dalam hadits disebutkan, kalau kita meminta dengan menengadahkan tangan. Allah itu malu, kalau ga memberikan apa yang hambanya minta."_ ayah mempraktekkan tangannya seolah-olah berdoa. 


_"Dan ketika berdoa, kita gabisa sembarangan berdoa..Allah itu punya 99 nama terbaik, yang kalau kita meminta dengan nama2 itu Allah pasti akan mengabulkan doa kita"_ 

Lalu melanjutkan dengan kisah-kisah nabi, yang ketika melakukan kesalahan, sedang dalam kesulitan Allah selalu kabulkan doanya. 

Tapi ada yang mengganjal di hati khaulah yang saat itu ia masih duduk di bangku sekolah kelas 9 tepatnya. 

_"Kalau Allah maha mengabulkan doa, maha penyayang, kenapa dari kecil sampai sekarang aku harus selalu sakit? Apa benar Allah selalu mengabulkan doa?"_ 


Bertahun-tahun pertanyaan itu hanya menggelayut, sampai khaulah duduk di bangku kuliah dan Allah mengajarkannya. 

Ayahnya bukan lagi ayah yang ketika khaulah kesulitan, selalu ada menghampiri dan membersamai. Ayahnya bukan lagi ayah yang sehat seperti dulu. Bukan lagi ayah yang ketika khaulah menginginkan masuk ke sekolah ini dan itu, bisa membiayainya tanpa tapi. 

Kuliahnya sudah memasuki semester 4, tahun ke dua di mana khaulah harus berusaha lebih keras dari biasanya. 


Penutupan pembayaran kuliah semester 4, hampir tutup. H-1, penutupan. Tapi, khaulah belum bisa mengumpulkan uang sebanyak yang diperlukan membayar biaya semesternya. 

Tiba hari penutupan pembayaran, tepat pada hari Jum'at. Khaulah pasrah. Ia sudah berusaha untuk menjual produk yang biasa dijualnya dan hanya terkumpul setengah dari yang diperlukan. 

Saat itu, waktu duha adalah waktu yang begitu istimewa bagi khaulah. Waktu duha adalah waktu paling tenang dan menenangkan bagi orang-orang yang ingin bersedekah dengan tubuhnya. 

Seusai shalat, khaulah mengangkat tangannya. Berdoa, sebagaimana ayahnya yang secara tak sengaja mengajarinya. Memulai dengan istigfar, mengirimkan sholawat nabi, dan memanggil Rabb dengan nama-nama terbaik sesuai yang ia butuhkan saat itu. 

_"Ya Rabb, Ya ghoniiy, Ya rozzaq.."_ Khaulah berdoa penuh harap dan cemas. Sebab, ia tetap ingin melanjutkan studinya; Salahsatu jalan menuju surganya Allah. 


Sesudah sholat, Khaulah mengambil Qur'an pink kesayangannya. Membuka surat al-kahfi dengan hati-hati. Belum sehalaman ia baca, 

_"Assalamualaikum syaima. Sudah bayaran kuliah? kalau belum, ustad tunggu ya di kampus hari ini jam setengah 11"_

Khaulah masih mencerna kalimat yang ia terima di dalam telfon tadi. Seorang dosen yang hanya ia kenal sebatas nama, tiba-tiba menelfonnya. Ingin membayarkan biaya kuliahnya, sesuai jumlah yang ia perlukan. 

Sepanjang perjalanan menuju kampus, khaulah hanya bisa bersyukur. Bahwa Allah memang Maha mengabulkan doa. Tapi, Allah yang lebih tahu kapan doa itu baik dikabulkan. Sebab, ialah yang menciptakan dan tahu mana yang membahagiakan. Tahu kapan waktu yang membuat kita akhirnya menangis haru, dan menjelma cinta untuk akhirnya jarak antara hambanya semakin dekat. 


Terciptanya jarak antara doa dengan jawaban doa adalah keinginan Allah untuk berlama-lama bermesraan dengan hambanya. Sebab, ia tahu bahagia hambanya dalam terkabulnya doa akan menciptakan lalai.

Dan khaulah, dalam perjalanan kuliahnya tidak lagi merasakan semua sakit yang pernah dideritanya dulu. Rabb-nya ternyata mengabulkan doanya. Hanya, sabarnya masih berbatas. Dan percaya pada rabbNya belum sampai.

Comments