Sebab Komunikasimu Buruk

Kampus yang orang-orang bilang, kampus ternama di ibu kota Jakarta telah membuat kehidupan saya berubah drastis. 

Setelah menjejakkan kaki di sana, saya disuguhi dengan banyak kebijakan yang tidak masuk akal bagi saya yang jahil. 

Akhwat dilarang berada di kampus di atas jam setengah 7, dan harus hengkang dari lingkungan kampus jam setengah 7 teng. Akhwat dilarang memposting foto di sosial media. Sebagai anggota lembaga dakwah, harus memperhatikan adab perizinan. Izin pulang dari setengah 7, izin tidak hadir rapat, izin memposting foto, dan izin-izin lainnya. Dilarang berbicara dengan lawan jenis berdekatan, harus nunduk, di atur posisi duduk dan segala macamnya. 

Kali pertama mengetahui kebijakan itu, saya tertawa. Kebijakan macam apa? Dan saya yang angkuh ini melanggar kebijakan-kebijakan tersebut yang bagi saya mengekang kebebasan pribadi. Ngapain sih mereka ngatur kehidupan saya?

Adab izin, interaksi yang amat sangat dijaga mendadak menjadi keterikatan telah menjadikan perubahan hidup sayadalam banyak hal. Salahsatunya adalah terbiasa meminta izin kepada Allah ketika ingin melakukan aktivitas. 

Sebab sejatinya, kita sedang bertamu di buminya Allah. Sebagaimana tamu, harus meminta izin berhati-hati setiap ingin melakukan aktivitas apapun pada tempat yang ia kunjungi.


Dulu, saya sering menggerutu. Menyebalkan melihat aturan lembaga dakwah dengan adab-adab izin yang kaku. Aneh menurut saya; GST, tidak boleh pakai emot, posting foto, adab izin, adab interaksi. Banyak aturan. Dan dulu, tidak jarang saya terlibat debat dengan kaka-kaka yang menegur. Bagi saya, saya ingin kebebasan. 

Ternyata.. 
Sebab keangkuhan itu, ada pada ruh.
Di mana ruh saya kala itu, belum satu frekuensi. Sinyal saya terlalu lemah untuk menghasilkan koneksi terbaik, komunikasi yang baik, dan pemahaman yang utuh.

Sebagaimana frekuensi, sinyal, harus diatur jika kita ingin menghasilkan koneksi yang baik, komunikasi yang baik. Maka, frekuensi dan sinyal yang lemahlah yang harus berusaha menyeimbangkan. Dan itu adalah saya.

Comments