- Lupa Bertanggung jawab -
Setiap keluarga, pasti ada masa naik turun, jatuh bangkit. Ada masa di mana seorang anak sangat menyusahkan, orangtua menangis. Ada masa di mana seorang anak mebanggakan, orangtua menangis bahagia. Tapi, di masa apapun kita sebagai anak orangtua dengan sabar terus memulihkan lukanya sendiri. Menatap lagi anak-anaknya dengan kasih sayang. Percaya bahwa anak-anaknya akan bersinar. Bersusah payah memperjuangkan hak anak-anaknya tanpa keluh. Walau banyak peluh membanjiri hati. Merasa bertanggung jawab pada anak dari berbagai sisi. Merawat, mendidik, membesarkan, " anak-anak kami harus bahagia!" Kata mereka di tengah malam kalut. Lalu, ketika anak-anaknya beranjak dewasa. Ketika orangtua sudah sulit sekali makan, berbicara, berjalan, tidak ada lagi pekerjaan, teman kerja, tanggung jawab siapa mereka pada masa itu? Sedang, kami sebagai anak seringkali lupa karena perkara dunia yang umurnya tak sepanjang umur mereka. Sedang, kami sebagai anak seringkali lupa menanyakan hal kecil " ibu sudah makan?", " ayah sudah makan? " karena makanan dan teman makan kami hari ini yang melenakan. Sedang, kami sebagai anak seringkali lupa menanyakan " sedang butuh apa hari ini bu, yah?" Karena uang-uang terhambur dihabiskan. Sedang, kami sebagai anak seringkali lupa menanyakan " mau kemana hari ini bu, yah?" Karena teman-teman perjalanan yang lebih mengasik-kan. Sedang, kami sebagai anak seringkali lupa menyapa karena gadget yang menyenangkan berselancar di dunia maya. Sedang, kami sebagai anak seringkali lupa ada mata yang ingin di tatap, ada cerita yang ingin didengar karena sepi oleh tubuh yang seolah-olah menjauh memberi sinyal sedang sibuk tersita oleh waktu. Sedang, kami sebagai anak hari ini pura-pura lupa. Dunia ini berputar. Dulu, kita sebagai anak lemah tak berdaya. Dipenuhi segala pinta. Lalu, dewasa ketika orangtua renta. Lupa tanggungjawab ketika mereka masih ada. 
Ditulis terinspirasi dari film keluarga cemara. Kalau hari ini kamu bisa merogoh kocek, menanti-nanti film-film barat dengan berbinar. Kenapa tidak menyentuh hati sesekali dengan film lokal? Mari berbenah bersama, karena keluarga adalah tentang kita. Bukan orangtua :) 080119, Syaima.

Comments