Posts

Showing posts from July, 2016

Aku pendosa, si kerdil paling hina

Image
"Aku bukan orang baik," katamu. "Aku belum baik," juga katamu. Aku segera berkaca, melihat diri sendiri. Jika dia saja merasa belum dan bukan orang baik, aku apa? Sesak sekali rasanya. Aku pendosa, si kerdil paling hina. Tapi aku tahu, allah menciptakan manusia untuk selalu beribadah kepadaNya karena manusia tempat khilaf dan salah. Agar di antara kita tak ada lagi yang merasa suci dan membenarkan diri sendiri. Agar hati-hati kita selalu terpaut akan pertemuan bercengkrama berdua kepadaNya. Memohon ampun. Bersimpuh. Menyesali sesal dan tangis yang tak mampu lagi dibendung. Aku pendosa, si kerdil paling hina. Tapi aku tahu, allah maha pengampun. Ketika berdoa waktu tahajud adalah bak panah yang tidak akan melesat, untuk apa menunda waktu? Ketika duha adalah solatnya orang-orang taubat, mengapa tak disegerakan? Aku pendosa, si kerdil paling hina. " nasib bukanlah penentu. Takdir bukanlah akhir. Doa bisa merubah segalanya" katamu. Lantas aku perca...
Image
Mengajar adalah belajar memahami dunia anak. Sekaligus belajar menjadi seorang ibu yang baik 😂 Karena persiapan menikah bukan hanya memapankan diri secara finansial. Tetapi mapan ilmu dan iman, termasuk ilmu parenting. Belajar memahami dunia anak bagi saya seperti bermain puzzle, pusing-pusing seru. Belajar memahami dunia anak bagi saya seperti mewarnai sebuah gambar, penuh warna menyenangkan. Belajar memahami dunia anak bagi saya seperti memasuki sebuah labirin, memikirkan bagaimana jalan keluar supaya saya bisa memahami si anak. Mungkin dengan berputar balik, atau terus maju. 210416, syaima mufida - pengamat dunia anak-anak😂 Ps : mereka lagi main patok ayam 😁
Bagiku, hidup selalu menyenangkan Tak peduli seberat apapun ujian yang ada Tak peduli sebanyak apapun masalah yang datang Tak peduli berapa banyak orang mencibir Tak peduli berapa banyak orang bersaing untuk sukses meraih kekayaan pun jabatan Tak peduli dengan dunia luar yang hanya mendengar apa kata orang pun hidup untuk orang lain Karena hidup sejatinya tentang kebahagiaan diri sendiri Karena sukses hakikatnya adalah ketenangan dalam diri, berdamai dengan diri sendiri Karena persaingan paling berat sesungguhnya adalah melawan diri sendiri Mungkin dengan berbagi, melihat orang-orang disekitar kita tersenyum membuat diri kita bahagia ? Mungkin dengan mendoakan orang-orang disekitar, jiwa kita akan belajar menghargai orang lain? Karena kita berhak memilih dalam hidup Mengapa harus bersedih, ketika bahagia juga sebuah pilihan? Ketika bahagia adalah ketenangan?
Image
Cinta atau sahabat? Pacar atau sahabat? Kekasih atau sahabat? Di usia yang terbilang belum mengharuskan menikah, atau masih berstatus sebagai pelajar. Bersenang-senanglah kalau bersahabat lebih baik. Hargailah persahabatan jika memang nyatanya mereka yang selalu ada. Tak perlu mencari sosok si cinta yang bukan seharusnya, yang hanya bikin resah jika sahabat selalu melakukan yang terbaik buat kita. Toh, akan ada masa dimana sahabat akan sibuk dengan keluarganya masing-masing dan tak ada lagi waktu untuk berkumpul dengan sahabat. Toh, akan ada masa dimana kalian akan di satukan dengan seseorang yang kalian cinta. Bukan sekarang, ketika belajar, orangtua, keluarga dan sahabat masih menjadi prioritas. Karena allah lebih tahu kapan kita akan di satukan dengan seseorang yang kita cintai 😊
Image
Dalam hidup, tidak ada kata dia adik kelas-kakak kelas yang selayaknya patut dihormati; senioritas. Kenapa harus? Ketika menganggap orang-orang disekitar kita saudara sendiri-- lebih menyenangkan. Karena ketika kau kepakkan sayap untuk menyayangi dan merangkul orang-orang sekitarmu tanpa ada batas-batas jarak dunia, kau akan merasakan re-aksi dari arti sayang yang sebenarnya.

Asa dalam gelap

Aku berlari mencari cahaya dalam kegelapan Nyatanya, aku terjebak dalam kobangan lumpur yang begitu dalam Aku berusaha keluar, dengan susah payah Seperti yang kau tahu, lumpur-lumpur itu justru membuatku terjatuh Terus saja pada lubang yang sama Aku geram Malam sudah beranjak malam Kelam tak pernah berganti Ah, aku gila ! Suaraku tak menggema dibagian manapun Tanganku merapal, memaki tiap lumpur disekitar Airmata bukan lagi yang aku butuhkan Bukan. Aku meracau tak tahu diri Karena memang hanya aku seorang diri Aku gila! Darahku mengalir dalam amarah yang kini tak lagi terbendung Lantas, aku tertawa. Menertawakan lumpur-lumpur yang menggenang Dan menenggelamkan diriku sendiri.. Nyatanya, perihku berliku hanya dalam airmata yang jatuh Dalam doa yang selalu berlabuh; pada asa.

Abduh, keponakan pertama(ku)

Sore itu aku meminta tolong keponakan yang pertama untuk membeli telur di warung dekat rumah. Sebut saja abduh, seorang bocah yang baru berumur 7 tahun. Ketika selesai memberi uang dan mendikte apa yang akan dibeli, berangkatlah abduh ke warung. Sembari menunggu, aku bermain dengan keponakan yang lain. " kok abduh beli telor lama banget ya" gumamku. Setelah itu datang abduh dengan membawa telur. Dan aku langsung membawanya ke dapur tanpa bertanya kenapa lama sekali. Malam harinya.. ketika aku, abduh, dan keponakan yang lain kumpul bersama nonton tv. Tiba-tiba abduh bertanya, "Te, kan kalo orang solat gaboleh diganggu ya? Tadi endu beli telor kan orangnya lagi solat, yaudah endu tunggu aja diluar sambil duduk, pas orangnya udah selesai baru deh ndu beli" Jelasnya. " ooh pantesan tadi abdu lama banget beli telornya, mba watinya lagi solat?" tanyaku. "Eh kayanya bukan lagi solat te, lagi doa.. Ndu tungguin aja, ndu lama ya te belinya?" ...

Prolog naskah film wisuda alihsan

Bagiku, sekolah ibarat kampus kehidupan dimana wajah-wajah asing saling bertemu dalam simpul senyum penuh malu dalam syahdu. Sekolah layaknya kapal berlayar dimana lautan adalah ujian pun rintangan. Dimana kita tidak bisa memilih apakah badai atau ombak yang akan datang.. Sekolah adalah takdir kehidupan.. Sejauh apapun kau merencanakan, kau akan tetap ada pada takdir yang telah ditentukan untukmu.. Ya. Aku, kamu, kita. Ditakdirkan bertemu disini dalam dekapan sekolah ukhuwah penuh rindu..

Duet nulis ( untitled )

Akan kutulis kata dengan pena yang tak berarah Pun tak mengharap balas  Kepingan foto tersusun rapih sore itu Menari diatas semilir angin senja yang sejuk Aku menangkap sesosok laki-laki berkacamata teduh Tapi tak sedang berteduh pun mengaduh Tanpa kata Kuterka segala benak yang tersimpan dalam diam Membiarkan matanya bercerita pada tatapan-tatapan kosong Menghilang ditelan bunyi riuh langkah-langkah kecil yang berdatangan Senja berganti hari Katanya hari ini pengumuman seleksi ternama Ada kata tercekat pada tiap obrolan yang dia lontarkan, menurutku Seperti berhenti sejenak Untuk berbahagia dalam jeda Dan terjawab kata lewat tatap yang berjarak Angin berhembus di sore hari ia tetap memberi kesejukan ia tetap memberi kenyamanan Ia tetap berusaha membawa kebahagiaan Walau matahari tak peduli dengannya Panas yang sangat mencekat Membuat usaha sang angin hampir sia sia Seperti sesosok wanita berkaca mata Yang mengorbankan jiwa dan raganya Demi menumbuhkan seny...

Jeda dalam Syawal

" Lagu demi lagu terlantun dalam perjalanan siang ini. Lambaian tangan dan gelak tawa terngiang jelas dalam benak. Kali pertama syawalku penuh bahagia. Senja beranjak dibalut butir air hujan yang mengkristal pada kaca-kaca mobil. Malam mengganti syahdu dengan zikir-zikir pagi dan petang. Lelah hinggap pada tubuh-tubuh yang menahan luka bertahun. Tersenyum, terbayar sudah semua luka dalam Syawal yang berjeda. Lalu, berbahagia dalam tawa. Lantunan zikir terapal, mengikat hati dalam rindu. Penuh harap bertemu pada Syawal dalam tawa yang bersimpul cinta kepadaNya; bersemoga ke surga. "