Duet nulis ( untitled )
Akan kutulis kata dengan pena yang tak berarah
Pun tak mengharap balas
Kepingan foto tersusun rapih sore itu
Menari diatas semilir angin senja yang sejuk
Aku menangkap sesosok laki-laki berkacamata teduh
Tapi tak sedang berteduh pun mengaduh
Tanpa kata
Kuterka segala benak yang tersimpan dalam diam
Membiarkan matanya bercerita pada tatapan-tatapan kosong
Menghilang ditelan bunyi riuh langkah-langkah kecil yang berdatangan
Senja berganti hari
Katanya hari ini pengumuman seleksi ternama
Ada kata tercekat pada tiap obrolan yang dia lontarkan, menurutku
Seperti berhenti sejenak
Untuk berbahagia dalam jeda
Dan terjawab kata lewat tatap yang berjarak
Angin berhembus di sore hari
ia tetap memberi kesejukan
ia tetap memberi kenyamanan
Ia tetap berusaha membawa kebahagiaan
Walau matahari tak peduli dengannya
Panas yang sangat mencekat
Membuat usaha sang angin hampir sia sia
Seperti sesosok wanita berkaca mata
Yang mengorbankan jiwa dan raganya
Demi menumbuhkan senyuman
Demi menciptakan kebahagiaan
Meski beban di pundak sangat berat
Meski penat di kepala sangat terasa
Meski sakit di hati sangat menyiksa
Dia tetap berusaha
Sekuat tenaga
Kataku sempurna pada nyata yang tak berharap balas
Tepat tengah malam kurampungkan kata yang sempat terbenak
Menyampaikan pesan bahwa kini dan nanti
akan menjadi kenangan yang setia kawan
Tak memandang pada surau mana kita akan terdiam
Satu lirihku, setia tak mesti tetap tinggal
Penulis: Syaima mufida & wildan fakhri
Editor & finishing : syaima mufida
Comments
Post a Comment