Psium1 #4
Apakah jiwa ?
Jiwa secara abstrak berarti nyawa, sukma, batin dan roh. Secara
kongkrit berarti karakter, tipologi dan ekspresi. Secara objektif berarti
perilaku dan ekstensi perilaku ( raut wajah, buku harian, kebiasaan, pandangan
hidup, intelegensi, sikap dll).
Sejarah psikologi berawal dari masa yunani kuno, gereja dan
renaisan.
1.
Yunani Kuno
Pada masa ini para filsuf ada yang menganut pandangan monoisme dan
dualisme.
Monoisme adalah pandangan yang menganut bahwa jiwa dan badan berasal dari
unsur-unsur yang sama dan tunduk pada hukum-hukum yang sama. Dualisme adalah
pandangan yang menganut bahwa jiwa tidak sama dengan badan dan masing-masing
tunduk pada peraturan –peraturan atau hukum-hukum yang terpisah.
Filsuf yang menganut pandangan monoisme
·
Thales
( 624-547 SM)
Thales sering disebut
sebagai bapak filsafat. Ia yakin bahwa jiwa dan hal-hal supernatural tidak ada,
karena gejala sesuatu yang ada hanya dapat diterangkan dengan gejala alam. Dan ia
percaya bahwa segala sesuatu yang ada berasal dari air.
·
Anaximander
(610-546 SM)
Dia mengatakan bahwa
segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tidak tentu.
·
Anaximenes
( abad ke-6 SM)
Dia mengatakan bahwa
segala sesuatu berasal dari udara.
·
Empedokles
(493-433 SM)
Ia mengatakan bahwa ada
empat elemen dasar dalam alam semesta ini yaitu bumi atau tanah, udara, api,
dan air. Selain itu ia mengatakan pula bahwa manusia terdiri dari tulang, otot,
dan usus yang merupakan unsur dari tanah, sedangkan cairan tubuh berasal dari
air. Fungsi rasio dan mental pada manusia dikatakan sebagai unsur api,
sedangkan sebagai pendukung-pendukung elemen atau fungsi hidup itu berasal dari
unsur udara.
·
Hippocrates
Ia dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran. Ia
mengatakan bahwa manusia dapat dibagi dalam empat golongan berdasarkan
temperamennya, yaitu : sanguine, melankolis, kolerik, dan phlegmatik. Sanguine
adalah orang yang mempunyai kelebihan darah dan mempunyai temperamen gembira.
Melankolis adalah orang yang terlalu banyak sumsum hitam, bertemperamen
pemurung. Kolerik adalah orang yang mempunyai terlaku banyak sumsum kuning dalam
tubuhnya, bertemperamen bersemangat dan gesit. Phlegmatik adalah orang yang
terlalu banyak lendir dalam tubuhnya dan bertemperamen lamban.
Filsuf
yang menganut pandangan dualisme:
·
Socrates
Menurut socrates, bahwa
pada diri manusia terpendam jawaban mengenai berbagai persoalan dalam dunia
nyata. Masalahnya, kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa dalam dirinya
terpendan jawaban dari persoalan yang mereka hadapi. Karena itu, mereka perlu orang
lain untuk mendorong serta mengeluarkan ide-ide atau jawaban-jawaban yang masih
terpendam itu. Pekerjaan socrates sehari-hari adalah berkeliling-keliling di
pasar untuk berbicara dengan semua orang untuk menggali jawaban-jawaban terpendam mengenai berbagai persoalan. Dengan
metode tanya jawab yang disebut metode sokratis ini akan timbul pengertian yang
disebut maieutics ( menarik keluar seperti yang dilakukan bidan).
·
Plato
Plato adalah murid
socrates yang menganut paham nativisme. Nativisme adalah paham bahwa jiwa
bawaan dari lahir. Menurut plato, psyche terbagi menjadi tiga bagian. Tiga bagian
psyche ini biasa disebut trichotomi;
-
Logisticon
: berpikir berpusat di otak.
-
Thumeticon
: berkehendak berpusat di dada
-
Abdomen
: berkeinginan berpusat di perut.
·
Aristoteles
Aristoteles adalah murid
plato. Aristoteles berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang berbentuk kejiwaan
form harus menempati suatu wujud tertentu(matter). Wujud ini adalah ekspresi
dari jiwa. Hanya tuhanlah satu-satunya hal tanpa wujud. Tuhan adalah form saja
tanpa matter. Matter adalah realita (empirisme). Matter dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu hulle, morphe dan entelechi. Hulle adalah yang membentuk,
sedangkan morphe adalah yang membentuk, sedangkan entelechi adalah dorongan
untuk merealisasi diri.
2.
Era Gereja
Tokoh-tokoh pada era gereja :
·
St.
Augustine(354-430 SM)
Manusia pada dasarnya bersumber
dari alam. Dalam diri manusia sudah terberi oleh alam dua dorongan, yaitu
dorongan jahat dan dorongan baik. Dorongan jahat harus ditekan dan dilawan,
tetapi dorongan baik harus dirangsang agar tumbuh terus untuk mencapai
kesempurnaan kepribadian.
·
St.
Thomas Aquinas
Menurutnya, ilmu
pengetahuan dan agama masing-masing mempelajari dua hal yang berbeda. Ilmu pengetahuan
berusaha mencari kebenaran melalui pengamatan-pengamatan empiris terhadap alam,
karena itu objek ilmu pengetahuan adalah jiwa(mind). Sedangkan roh(soul) adalah
objek dari agama yang mencari kebenaran di hari kemudian.
3.
Era Renaisan
Tokoh-tokoh pada era renaisan:
·
Francis
Bacon
Francis bacon adalah
tokoh yang anti rasionalisme dan anti materialisme aristoteles. Menurutnya, ilmu
adalah kebenaran objektif. Untuk itu, ia mengingatkan bahwa seornag sarjana
dapat dikatakan sebagai empiris sejati, ia harus membebaskan diri dari beberapa
macam prasangka atau idola. Ada empat idola yang harus dihindari menurut Bacon,
yaitu:
-
Idola
Tribus, yaitu idola yang terdapat pada ustau suku bangsa ( tribe). Idola ini
dapat menimbulkan kepercayaan bahwa sukunya sendirilah yang benar atau nenek
moyangatau orangtua sendirilah yang benar.
-
Idola
Fori, yaitu idola yang timbul di pasar-pasar, sebagai akibat pergaulan dengan
banyak oranag dimana istilah-istilah dna konsep-konsep tidak didefinisikan
dengan cermat dan tepat.
-
Idola
Specus, yaitu idola yang timbul karena adanya dorongan-dorongan dalam diri
sendiri untuk mengamati sesuatu cara keliru, kecenderungan subjektivisme,
sehingga mengakibatkan terjadinya kesmipulan-kesimpulan dan penalaran yang
salah mengenai sesuatu.
-
Idola
Theatri, yaitu idola yang disebabkan oleh metode-metode yang tidak tepat yang
digunakan dalam ilmu pengetahuan atau yang digunakan oleh ahli-ahli filsafat
yang kurang dapat dipercaya, sehingga dapat menyebabkan timbulnya pandangan
yang keliru mengenai sesuatu.
·
Rene
Descartes
Menurut descartes,
psikologi adalah ilmu tentang kesadaran.
Comments
Post a Comment