Kehidupan Pasca Sarjana #2

Bismillah, kali ini saya mau lanjutin lagi bagian kehidupan pasca sarjana. Sebenernya belum nemu feel nulis, jadi maaf banget kalau bahasanya agak berantakan hehe semoga bermanfaat ✨ 


Setelah melakukan perenungan dan penghayatan tentang mengenal diri. Saya akhirnya memutuskan untuk memilih bekerja terlebih dahulu sebelum mengambil s2. Mengingat banyaknya persiapan s2, tepatnya beasiswa S2 yang harus saya persiapkan terlebih dahulu minimal satu tahun. Khususnya persiapan dalam bahasa inggris. 

Ramadhan kemarin, sekitar bulan Maret saya akhirnya menimbang-nimbang akan daftar bekerja di mana. Akhirnya saya memilih di dunia pendidikan, yaitu sekolah. Bulan Maret saya sudah mengantongi tiga sekolah yang akan saya tuju. Sebut saja sekolah RHM, sekolah RBN dan sekolah HRK. 

Sekolah RHM sudah meluncurkan open recruitmen sejak Ramadhan, sekolah RBN baru meluncurkan open recruitmen mungkin setelah Ramadhan. Dan sekolah HRK baru meluncurkan oprec, sekitar awal Mei. 

Dari ketiga sekolah ini, saya mempertimbangkan beberapa hal: 
1. Lingkungan
2. Fasilitas belajar dan upgrading guru 
3. Jam kerja dan beban mengajar 
4. Jarak 
5. Gaji 

Saya bukan orang yang meyakini bekerja di mana saja, untuk mendapatkan pengalaman. Bagi saya, lingkungan yang mencakup budaya kerja, evaluasi ibadah, kepribadian sangat penting untuk saya memutuskan di mana saya akan bekerja. Fasilitas yang didapatkan dari sebuah tempat kita bekerja, akan membuat kita efektif dalam upgrade skill diri dan menghemat pengeluaran. Biasanya, tempat bekerja akan mengadakan pelatihan untuk staff/guru yang biasanya pelatihan tersebut kalau kita ikuti di luar harganya sangat mahal. Apalagi, jika jam kerja full seharian, kalau fasilitas belajar tidak didapat, lingkungan buruk, rela untuk menghabiskan waktu di sana? Kalau saya tidak. Tapi, ini akan berbeda jika kita dalam posisi genting ya. Misal, harus menghidupi keluarga. Dan sudah mencoba kemana saja tapi tetap stay halal untuk pekerjaan apapun.

Kalau gaji, saya perhitungkan sesuai kebutuhan karena saya jadi tulang punggung keluarga saat ini. Tapi balik lagi, poin 1-4 adalah yang utama. 

Setelah mempertimbangkan beberapa hal, akhirnya saya membuat ring sekolah mana yang akan saya lamar terlebih dahulu. Pilihannya jatuh pada: 
1. RBN
Jarak dekat, beban kerja lebih ringan, fasilitas bagus, gaji bagus
2. HRK
Jarak dekat, beban kerja tinggi, fasilitas bagus, gaji sangat tinggi untuk kapasitas guru
3. RHM 
Jarak jauh, beban kerja tinggi, fasilitas bagus, gaji cukup

Akhirnya, sebelum apply CV ke-3 sekolah tersebut saya bedah CV kembali sesuai pekerjaan yang saya tuju di masing-masing sekolah. Saya eksplorasi, bagaimana membuat CV yang benar saat ini. Ketika eksplorasi tentang CV, tiba-tiba muncul sebuah website sekolah bernama DA. Ternyata, sekolah tersebut juga sedang membuka lowongan pekerjaan. Setelah melihat persyaratannya, dari ke-3 sekolah tadi DA menjadi ring ke-2 sekolah tujuan yang akhirnya saya pilih. Dari 3 sekolah, menjadi 4 sekolah. 
1. RBN 
2. DA
Jarak dekat, beban kerja cukup, fasilitas bagus, gaji sangat tinggi untuk kapasitas guru
3. HRK 
4. RHM 


Akhirnya, bismillah saya mengirimkan CV ke sekolah RBN dan DA melalui email, dan dua-duanya langsung membalas. RBN meminta saya untuk mengisi gform yang cukup banyak, lalu membuat jadwal psikotes online dan wawancara tertulis seminggu kemudian setelah saya mengisi gform pendaftaran. DA menghubungi saya hari Jumat, untuk datang interview dan psikotes secara offline di hari Senin. Karena saya tidak bisa, saya meminta untuk resechedule interview dan psikotes tersebut. Tapi, pesan saya hanya dibaca oleh admin sampai waktu kira-kira 3 Minggu. Akhirnya, saya menganggap DA sudah bukan harapan saya lagi. 

Saya akhirnya fokus ke RBN dan mulai mengurus pemberkasan yang lumayan sulit untuk HRK dari ke-3 sekolah lainnya, seperti SKCK, surat sehat, paklaring, dll. 

Seminggu setelah mengisi gform pendaftaran RBN, saya akhirnya mengikuti psikotes dan wawancara tertulis online RBN. Sebelum psikotes, saya sempat mempelajari terlebih dahulu karena saya sudah lupa soal-soal penalaran. Setelah mengikuti tes online tersebut, seorang teman bilang akan dihubungi kembali oleh admin jika lulus untuk interview offline. 

Sembari menunggu jadwal RBN, dua Minggu kemudian saya mengirimkan CV ke HRK. Sehari kemudian, sekitar hari Jumat saya dihubungi untuk melakukan interview online oleh HRD HRK Senin depan. Lalu, tiba-tiba saya dihubungi kembali setelah 3 Minggu oleh DA, sekolah pertama yang saya tuju. DA meminta saya hadir interview offline di hari yang sama dengan HRK, yaitu hari Senin pukul 08.00. HRK menjadwalkan saya interview online pukul 15.00. 

Senin itu, kali pertama saya melakukan interview. Karena selama 8 tahun mengajar, saya selalu direkrut langsung oleh pemilik tanpa interview secara formal. Selama dua hari, Sabtu-Minggu saya mempersiapkan diri, belajar psikotes kembali dan mempelajari pertanyaan-pertanyaan interview pada umumnya, menyiapkan jawaban dan latihan. 

H-1 menuju interview, saya lumayan nervous karena ini kali pertama. Akhirnya, sebelum tidur untuk memfokuskan pikiran saya pada objek berpikir. Saya melakukan journaling, dan melakukan script writing yang orang-orang saat ini biasanya menyebut dengan istilah law of attraction. Sebagian orang bilang ini berandai-andai. Sebagian yang lain bilang, ini menjalani hadis qudsi bahwa "Prasangka Allah adalah tergantung prasangka hambanya". Saya meyakini poin kedua, dan menuliskannya dengan perspektif berdoa dan menghamba. 

Akhirnya, saya mulai menulis. Berdoa bagaimana Allah mendesain hari esok dengan sangat baik karena saya juga sudah mempersiapkan dengan baik. Berdoa apa yang saya harapkan, tapi tidak lepas dengan tawakal dengan takdir yang akan Allah tetapkan. Berikut poin-poin law of attraction- script writing yang saya buat: 
1. Diizinkan Allah bangun dalam keadaan tenang, dan selesai dengan ruhiyah
2. Diizinkan Allah masuk ke sekolah DA dan disambut baik oleh satpam, Office boy, dan staff front office
3. Diizinkan Allah interview dengan HRD perempuan, dan mendapatkan HRD yang baik 

Beberapa hal tidak ditakdirkan, tapi tidak menjadi sulit. Tapi semua hal yang saya tulis, mayoritas Allah takdirkan, dan Allah takdirkan sangat lebih dari yang saya minta dalam doa melalui journaling tadi. MasyaAllah, bahkan di sekolah DA ini, ketika bertanya ke ob di mana front office, beliau menyambut saya dengan senyum, mengantarkan saya, lalu membukakan pintu. Semua staff front office menyambut saya ramah, dan ketika menunggu saya disuguhkan teh hangat. Ketika interview, meski bukan perempuan yg seperti saya harapkan, beliau seorang bapak yang sangat ramah. Ketika interview, justru saya bukan seperti interview, seperti sedang mengobrol dengan Abi sendiri. MasyaAllah, lagi ke sekian kali. Setelah interview, saya melakukan psikotes yang cukup banyak. Menggambar bebas mungkin ada 10 kertas, lalu mengerjakan soal penalaran sekitar 400 soal dari jam 09.00-14.00. Saya agak kaget sebanyak itu, tapi yang saya lebih kaget mendapatkan makan siang dan minum ketika jam istirahat. MasyaAllah, saya lagi-lagi mikir, kalau tamu saja dimuliakan, bagaimana dengan guru dan karyawan disini? 

Saya juga akhirnya menyadari, kenapa sekolah ini dari awal saya sampai sudah disambut sedemikian ramah. Karena proses seleksinya begitu ketat, dan beradab. Maka, lahirlah orang-orang yang menyejukkan. Insyaallah. 

Selesai interview dan psikotes, seorang staff memberi tahu saya akan dihubungi kembali maksimal dua Minggu setelah tes. Jika tidak dihubungi artinya tidak diterima. 


Bersambung, semoga bisa cerita sampai selesai part ini. Bagaimana Allah mengantarkan saya ke tempat yang tidak terduga dan tidak pernah dituju. Insyaallah. 

Comments