Al-quran dan kakak(ku)

Malam itu, tepat pukul 20.00. Aku baru saja sampai di rumah. Mengurusi acara bulanan di tempat mengajarku menyita jam pulangku, yang seharusnya azan magrib aku sudah pulang.

Sesampainya di rumah, aku membuka kembali data-data acara yang harus direkap ulang. Padahal, mataku sudah lelah dan ingin sekali terpejam. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, adikku yang paling kecil baru saja pulang les dengan tetangga sebelah.

"Dah, kan di kamar fida ada hadiah tau. Hadiahnya al-qur'an ada tempatnya. Ada suratnya juga. Gatau dari siapa." katanya.

"Ah paling dari latifah kan" aku tidak menggubris. Tetap fokus dengan data-data di depanku.

" ih beneran bukan dari aku, liat aja sana ke atas." jawabnya menyanggah.

"Boong kalii" kali ini aku menengok ke arahnya, memastikan.

" yaudah kalo gapercaya aku ambil ya." latifah menuju ke atas, mengambil barang yang dia bicarakan.

"Nih liat! Ada suratnya nih" sembari menyodorkan al-quran berukuran besar beserta tempat membaca al-quran yang terbuat dari kayu ke meja di depanku.

Aku mengambilnya. Lantas membaca surat yang tertulis di atas kertas berwarna pink--kertas yang sepertinya kukenal.

"Ah ini mah kertas yang ada di meja belajar fida" kataku sebelum membaca.

Lalu aku membacanya. Tulisan di surat ini. Tulisan kakakku--muhammd al-fatih. Aku mengenal sekali tulisannya. Hadiah itu...

Baru saja entah berapa hari kalau aku hitung mundur ke belakang, aku lupa. Sebelum ulangtahunku, dia pergi menjadi relawan--katanya. Kemana lagi ? Ke tempat yang sekarang menjadi perbincangan di seluruh indonesia bahkan dunia karena asap yang tak kunjung hilang. Ya, riau.

Sebelum jadwalnya pulang, aku sempat bercanda meminta oleh-oleh untuk hadiah ulangtahunku.

Dari dulu, aku suka sekali dengan buku-buku. Tapi kalo bukunya bahasanya keberatan, aku bacanya lompat-lompatan haha ��
Dan tepat pas ulangtahunku yang ke-19. Aku sedang ingin buku, buku apa saja. Tapi sempat terbersit buku-buku islami seperti fiqih wanita edisi lengkap.

Dan.. Ternyata allah kasih lewat kakaku. Al-qur'an itu bukan quran biasa. Itu al-qur'an khusus wanita. Banyak sekali bahasan tentang wanita yang ingin aku tahu tinggal cari di halaman berapa��. Ah senangnya.

aku tahu sekali kenapa dia memberikan hadiah al-qur'an. Setiap hari dia hanya membahas aku yang katanya--gapernah tilawah. Padahal, emangnya aku tilawah depan dia? Dia aja pulangnya jam 1 pagi ��.

Terlebih inginnya aku lebih giat dalam tilawah, dalam suratnya dia tuliskan; menanti hafizoh di keluarga kecil ini. Dan lantas, si latifah--adik terakhirku bilang, "keluarga kecil darimane? Kan kita keluarga besar, anaknya aja 9. Ngaco banget ya dia" haha. Aku tertawa. Benar juga.

Bagiku, menjadi hafizoh adalah amanah. Tugas yang harus terselesaikan dan di pertanggung jawabkan sampai di akhirat. Menjadi hafizoh adalah wajib. Sebab, ganjarannya adalah mahkota dan jubah karomah bagi kedua orangtua. Siapa yang tidak mau memberikan hadiah termahal yang allah berikan lewat seorang anak yang hafizoh kepada kedua orangtuanya?
Tapi aku tahu, menjadi hafizoh tidaklah semudah membalik telapak tangan. Tugas ini tentang menjaga ayat-ayatNya sampai akhir hayat. Dan ini juga tidak mustahil. Sebab allah dalam firmanNya berjanji memudahkan. Dan terakhir, dalam hadits; sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-qur'an dan mengajarkannya.

Lantas, tidakkah di hatimu terbersit ingin menjadi sahabatnya(al-qur'an)?

#ntms

-syaima mufida-

Comments