Surat al-infithar
Pagi ini, aku berangkat pukul 07.00 menuju tempat perlombaan. Arrahman quran learning center (AQL), di daerah tebet. Aa dua lomba yang akan diadakan pada pagi itu, MHQ dan cerdas cermat islam. Aku mengikuti perlombaan MHQ juz 30. Dimana setiap peserta akan diuji hafalannya.
Setelah mengikuti rangkaian acara; pembukaan, tilawah, dan sambutan, acara pun dimulai. Setiap peserta dipanggil ke depan berdasarkan nomor urut yang sudah diambil ketika registrasi saat kedatangan. Setiap peserta yang dipanggil dipersilahkan membaca surat al-fatihah, kemudian membaca surat pilihan, yaitu surat al-infithar dan surat al-'alaq.
Tiba giliranku pada nomor urut ke-26. Aku membaca surat al-fatihah dengan agak grogi. Berusaha tenang pada setiap ayat selanjutnya. Sampai ketika aku membaca surat pilihanku, al-infithar. Aku menikmati ayat demi ayat. Seketika aku memejamkan mata, terus dengan membaca ayat ayat pada surat itu. Memperhatikan tajwid dan makhroj. Sampai pada ayat dipertengahan surat, aku menangis. Aku seperti masuk ke dunia yang aku inginkan. Penuh ketenangan. Penuh kedamaian dalam hati. Tapi penuh pertanggungjawaban. Tanganku bergemetar menahan tangis, menjaga keseimbangan microphone agar tidak goyang. Aku menarik nafas sebelum 2 ayat terakhir. Terdengar isak tangis menggema diseluruh ruangan lomba siang itu.
Selepas melewati babak perlombaan pertama, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Apa yang membuatku menangis?
Apa arti ayat yang tadi kubaca?
Lantas, aku segera membuka al-qur'an. Membaca arti demi arti surat al-infithar..
Comments
Post a Comment